*Widget By Vandy 165
PEKANBARU - Pelaksanaan Ujian Nasional tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK/MA) hari ini di Pekanbaru dijaga ketat. Sedikitnya 12.307 siswa mengikuti Ujian Nasional.
Pengawasan ketat pun dilakukan mulai dari penjagaan soal ujian di aula Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), pendistribusian soal ke sekolah, sampai pengawasan dari tim indpenden selama ujian.
Tak hanya sampai di situ. Ketua Komisi III DPRD Pekanbaru, M Fadri AR malah meminta pengawas ujian mengawasi WC sekolah yang kerap dijadikan tempat mencari jawaban. Selain itu ia juga meminta pengawas dan siswa tidak membawa handphone selama ujian. Ketatnya pengawasan sudah terlihat di tempat penyimpanan soal ujian.
Ada empat petugas kepolisian berpakaian bebas yang terlihat berjaga-jaga di pintu masuk aula Disdikpora Pekanbaru. Petugas diberikan wewenang penuh menjaga ketat soal ujian hingga sampai di tangan pihak sekolah. Soal hanya bisa diambil hari ini, pukul 06.00 WIB oleh pihak sekolah, sebelum ujian dimulai dengan pengawalan ketat petugas kepolisian.
Menurut Kasubdis Pengajaran dan Pendidikan Disdikpora Pekanbaru Addauri, keberadaan empat petugas kepolisian merupakan langkah antisipatif kebocoran soal UN. ‘’Sekolah yang akan mengambil soal ujian bisa datang pada pukul 06.00 WIB, sebelum pelaksanaan UN,’’ kata Addauri kepada Riau Pos kemarin di ruangkerjanya.
Dikatakan, pengawalan ketat akan dilakukan menjaga soal UN. Artinya, siapa pun tidak dibenarkan masuk kecuali petugas kepolisian dan petugas yang ditunjuk Disdikpora menjaga soal. Begitu juga disekolah pada saat mengikuti UN, Addauri menyebutkan, pihak yang tidak berkepntingan tidak boleh memasuki ruangan ujian disetiap sekolah.
‘’Menteri saja saat melakukan peninjauan UN hanya mengintip dari luar ruangan. Wartawan juga tidak dibenarkan masuk ke dalam ruangan. Pengawasan kita lakukan dengan ketat, agar tidak terjadi kesalahan dan kebocoran soal. Tim peninjau UN dari universitas juga diturunkan memantau UN nantinya,’’ ungkap dia.
Lebih lanjut disebutkan Addauri, setiap ruangan ujian diawasioleh dua orang guru dari sekolah berbeda. Khusus guru mata pelajaran UN seperti Matematikan, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris dilarang masuk kedalam ruangan ujian.
Addauri meminta kepada seluruh sekolah menjaga ruangan agar tetap netral dari segala gangguan. ‘’Kita sudah melakukan pendataan di lapangan, persiapan sekolah sudah cukup bagus. Tapi kita minta setiap guru mata pelajaran yang akan di UN tidak boleh masuk ruangan,’’ imbuh dia.
Di akhir pembicaraan Addauri mengatakan, bagi pelajar yang sakit bisa mengikuti ujian susulan yang dilaksanakan 28-30 April 2008. ‘’Dengan catatan, harus memiliki surat keterangan dokter dan di berikan informasinya kepada sekolah,’’ jelasnya.
Sementara itu, menjaga agar tidak terjadi penyimpangan atau kebocoran jawaban ujian, pengawas dan juga siswa harus dilarang keras untuk membawa handphone di dalam ruangan kelas. Selain itu, pengawasan yang dilakukan bukan hanya kepada siswa yang melaksanakan ujian, paling tidak sampai ke WC pun diberikan penjagaan.
‘’Sehingga tak ada lagi kedengaran bocoran soal yang selama ini sering mencemari setiap UN dilakukan,’’ kata Ketua Komisi III DPRD Kota Pekanbaru Muhammad Fadri AR Senin (21/4) di Balai Payung Sekaki (sebutan bagi Gedung DPRD Pekanbaru).
Berbagai upaya harus dilakukan pihak Disdikpora, sehingga permasalahan kekurangan lembaran soalan, lembaran jawaban dan keperluan saat ujian lainnya bisa diminimalisir. ‘’Kita tak mau ada kendala saat UN itu nantinya, jadi semua sudah stanby, begitu jam dimulai maka langsung siswa bekerja, bukan malah menunggu lembaran soalan dan jawaban lagi,’’ tegasnya.(Laporan: mashuri kurniawan dan erwan sani)
Sekali-sekali janganlah lupa untuk memberi komentar terhadap postingan saya. Biarkanlah penulis merasa sedikit dihargai
0 comments:
Post a Comment